Home
Dahulu kala, ada seorang bocah cilik nan pemberani, yang tak mengerti rasa takut dan tidak pula mengerti arti bahaya yg ia kerjakan.. suatu ketika, anak ini ingin berpetualang di dunia yang baru, dunia luar, dunia yang belum pernah ia mengerti akan bahaya-bahaya yang ada.
Datanglah ia kepada teman-teman sebayanya, sambil menggeret mobil kecil dengan diikat tali rafia panjang berwarna hijau kebiruan. dua, tiga anak telah bersedia mengikuti jejaknya dengan senang hati.
Perjalanan baru telah dimulai.
Awal dari pertualangan yang besar pun telah menanti mereka.
Berjalanlah ke-empat anak tersebut melewati lorong dalam kampung yang tak sempit dan tak lebar.
berjalan beriringan dengan menyeret mobil-mobilan mereka. canda dan tawa menemani perjalanan mereka, hingga tiba di ujung sebuah jalan berbatas dengan sungai kecil yang mengalir jernih. Seakan musyafir yang tengah berjalan di padang pasir yang luas, rasa dahaga mereka akan pertualangan pun menarik mereka untuk berjalan menyusuri sungai tersebut. Tak lama kemudian, telah sampailah mereka di ujung sebrang dari sungai kecil nan jernih itu.
hamparan rumput setinggi pinggang orang dewasa telah berada dihadapan mereka. tak gentar sedikitpun dalam hati mereka, tak terbesit takut dan tak mengerti bahaya apa yang mengancam di depan, mereka terus berjalan menyusuri rerumputan sambil bercakap dan berbisik.
"tidak apakah kita datang kesini?" salah seorang bocah bertanya pada kawanannya saat itu. Sebut saja dia Si Zo.
Namun, Sang pemimpin perjalanan, terus melangkahkan kakinya kedepan, menghalau semua rerumputan liar itu.
Berjalan lah kawanan bocah cilik itu kesana kemari ditengah-tengah rimbunnya rerumputan liar dan kadang ada yang berduri pula dengan tetap membawa mobil-mobilan kesayangan mereka, menyusuri alam liar dalam pertualagan baru yang mulai berjalan.
Ditengah-tengah kesenangan mereka menikmati pertualangan, dalam hati dan fikiran sang pemimpin, mulai merasakan sesuatu hal yang menggangu dalam firasatnya.
Dan yah, Suara Menggelegar itu memecah canda dan tawa, para bocah-bocah itu.
“HEI !! Zi , SEDANG APA KALIAN DISANA”
Suara Lantang itu tidak lain adalah suara dari Ayahanda Zi.
“Deg-” sontak hati dan langkah Zi terhenti. Sang pemimpin perjalanan itu terdiam,
Takut dan cemas mulai menerkam Zi dalam kalut hatinya.
“AYO PULANG” teriak Sang Ayah dengan Nada Lantangnya..
Seakan Auman Singa yang sangat di takuti dalam gerombolan rusa.
Mereka berempat, hanya terdiam dan tertunduk lesu..
Perjalanan pertualangan telah terhenti,
Ketiga teman Zi kembali kepada orang tuanya masing-masing yang saat itu juga sedang mencari mereka.
Namun Zi, harus belajar bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan, di usia sekecil itu.
Yaa benar, Zi saat itu barulah berusia 5 tahun.
Tanpa adanya Hati, Zi kecil langsung dimarahi habis-habisan oleh sang Ayah.
Diangkatnya ia dan dilemparkan nya keatas kasur..
seakan boneka yang tak lagi menjadi kesayangan sang tercinta.
(dan hey, itu seorang anak berusia 5thn)
Zi kecil pun menangis sejadi-jadinya.. sesak sesegukan, membuatnya kesulitan dalam bernafas.. Zi kecil sekarang ketakutan setengah mati, tak tahu apa yang salah darinya..
hati tak kuasa membendung tangis,
apakah karena fantasinya ingin menjadi seorang petualang yang hebat dikemudian hari. Lantas ia diperlakukan seperti itu,
Ooh Zi yang malang. Impian besarmu kini berhadapan dengan Sosok seorang Ayah yang begitu keras mendidikmu.
… to be Continued
#Chapter001
